KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL



INTRO
Struktur permodalan adalah salah satu keputusan strategis perusahaan. Strategi yang akan ditempuh perusahaan berkaitan erat dengan struktur modal. Namun. perusahaan tidak dapat mengembangkan struktur modal tanpa memahami pendapatan yang akan diterima dan kebutuhan investasi di masa depan. Jika kedua hal tersebut sudah diketahui, maka Anda dapat mulai mempertimbangkan untuk merubah struktur permodalan untuk mendukung strategi yang akan diterapkan.
Pertama, estimasikan defisit atau surplus pendanaan. Misalnya tahun depan Anda merencanakan untuk melakukan akuisisi atau investasi pada obligasi. Mungkin Anda akan membutuhkan sumber pendanaan eksternal. Proyeksikan perkiraan biaya pendanaan dan hasil investasi yang Anda dapatkan.
Kedua, targetkan rating kredit dan estimasikan rasio struktur modal Anda. Misalnya perusahaan menargetkan rating BBB kemudian berarti untuk itu perusahaan harus mencapai interest coverage tertentu. Rating kredit ini ditenukan oleh 3 faktor, yaitu industri, size dan interest coverage. Oleh karena itu, Anda bisa mengestimasikan rating perusahaan dengan membandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Ketiga, buat target level utang untuk satu periode bisnis. Selain menetapkan target utang, maka perusahaan juga harus memperkirakan laba juga. Kemudian dengan level utang dan laba tersebut maka akan diketahui tingkat interest coverage. Kemudian perkirakan juga skenario pesimis, yaitu jika pendapatan tidak mencapai seperti yang diharapkan. Kemudian targetkan level utang yang sesuai dengan laba tersebut jika ingin menetapkan rating kredit yang tetap baik.
Metode skenario ini adalah cara yang paling sederhana dalam menghadapi ketidakpastian dalam arus kas. Cara yang lebih rumit dapat ditemukan di industri seperti komoditi, dimana arus kas dapat ditentukan menggunakan model simulasi stokastik untuk menentukan probabilitas financial distress dari berbagai level utang.
Kemudian langkah terakhir adalah, bagaimana perusahaan dapat mencapai struktur modal sesuai dengan target. Misalnya perusahaan dengan surplus pendanaan, dapat mengembalikan uangnya kepada pemegang saham baik melalui pembayaran dividen maupun pembelian saham kembali. Namun jangan lupa, bahwa mungkin pemegang saham tidak bersedia menjual kembali sahamnya mengingat uang kas yang dihasilkan harus diinvestasikan kembali.
Kemudian jangan lupa bahwa dividen dan pembelian saham kembali mempunyai signaling effect. Jika perusahaan membayarkan dividen, maka menjadi sinyal bahwa perusahaan dalam kondisi financial yang baik. Pembelian saham kembali juga menimbulkan persepsi di pasar bahwa perusahaan cukup percaya diri bahwa saham mereka undervalued. Signaling effect ini bisa menjadi salah satu strategi perusahaan.

KONSEP LAVERAGE
adalah kombinasi antara utang, saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara resiko dalam pengambilan :

  • Pengunaan lebih banyak utang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh para pemegang saham
  • Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya eskpektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi

Resiko yang lebih tinggi akan menurunkan harga saham, tetapi eskpektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan kenikannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.


Empat factor yang dapat mempengaruhi keputusan struktur modal adalah :
  1. Resiko bisnis
  2. Posisi perpajakan
  3. Fleksibilitas keuangan
  4. Konservatisme atau keagresifan manajemen

Resiko Bisnis dan Keuangan
Resiko bisnis adalah tingkat resiko yang inhern di dalam operasi sebuah perusahaan jika perusahaan tidak memiliki utang. Resiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor, dimana faktor-faktor yang penting adalah :
  1. Variabilitas perusahaan. Semakin stabil permintaan akan produk, jika hal ini dianggap konstan maka semakin rendah risiko bisnisnya.
  2. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang menjual produknya di pasar yang tidak stabil terkena resiko bisnis yang lebih tinggi.
  3. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang inputnya tidak pasti akan terkena resiko bisnis yang lebih tinggi.
  4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahan-perubahan pada biaya input. Semakin besar kemampuan menyesuaikan harga output untuk mencerminkan kondisi biaya, semakin randah resiko bisnisnya.
  5. Kemampuan untukmengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat dan efektif dalam hal biaya. Semakin cepat produknya menjadi usang maka semakin besar resiko bisnisnya.
  6. Ekspour resiko asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai tukar.
  7. Komposisi biaya tetap. Jika sebagian besar biayanya adalah biaya tetap sehingga akibat tidak mengalami penurunan ketika permintaan turun, maka tekena resiko bisnis yang relative tinggi.

Leverage Operasi adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan didalam operasi sebuah perusahaan.
Titik impas adalah jumlah output saat EBIT = 0
Kita dapat menghitung titik impas dengan mengetahui bahwa titik impas operasi terjadi ketika ROE = 0 atau ketika laba sebelum pajak (EBIT) = 0.3

EBIT = PQ - VQ – F = 0

Disini P adalah harga jual rata-rata per unit output, Q adalah unit output, V adalah biaya variable per unit dan F adalah biaya tetap per unit. Maka jika mencari
titik impas QBE = F / (P-V) 

Resiko Keuangan adalah tambahan resiko yang dibebankan kepada para pemegang saham biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui utang.
Leverage Keuangan adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal sebuah perusahaan.

Menentukan Struktur Modal Yang Optimal
Struktur modal optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan, dalam hal ini biasanya meminta rasio utang lebih rendah dari pada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan.

WACC dan Perubahan Struktur Modal
Para manajer hendaknya memilih struktur modal yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan. Suatu perusahaan dalm struktur modal akan mempengaruhi harga saham adalah suatu hal yang sulit. Namun ternyata diketahui bahwa struktur modal yang dapat memaksimalkan harga saham adalah struktur yang dapat meminimalkan WACC. Nilai WACC akan diperhitungkan sebagai berikut :

WACC = Wd (Kd) (1-T) + Wc (Ks)
= (D/A) (Kd) (1-T) + (E/A) (Ks)

Dalam perhitungan ini, D/A dan E/A adalah rasio utang dan ekuitas, dan jumlah keduanya adalah 1,0.

Teori Pertukaran
Teori pertukaran leverage dimana perusahaan menukarkan keuntungan-keuntungan pendanaan mellui utang (perlakuan pajak perusahaan yang menguntungkan)
Teori Persinyalan
Sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajeen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada para investor mengenai bagaimana cara pandang manajemen terhadap prospek perusahaan.

Investor memiliki informasi yang sama tentang prospek sebuah perusahaan seperti para manajernya hal ini disebut informasi simetris Namun kenyataannya, para manajer sering kali memiliki informasi yang lebih baik daripada investor pihak luar. Hal ini disebut informasi asimetris, namun memiliki pengaruh yang penting terhadap struktur modal yang optimal.
Menggunakan Pendanaan Utang Untuk Membatasi Manajer
Telah dinyatakan bahwa masalah keageman apat terjadi jika manajer dan pemegang saham memiliki tujuan yang berbeda. Konflik seperti ini khususnya memungkunkan besar terjadi ketika para manajer sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak uang yang dapat mereka gunakan.

Daftar Periksa Untuk Keputusan Struktur Modal
Perusahaan umumnya memperhitungkan factor-faktor berikut ketika membuat keputusan pasar modal :
  1. Stabilitas Penjualan. Sebuah perusahaan yang penjualannya relative stabil dapat dengan aman mengambil lebih banyak utang dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dari pada perusahaan dengan penjuala yang tidak stabil.
  2. Struktur Aktiva. Perusahaan cocok sebagai jaminan atas pinjaman cenderung lebih banyak menggunakan utang.
  3. Leverage Operasi. Perusahaan dengan leverage operasi lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan leverage keuangan kerena tersebut akan memiliki resiko bisnis yang lebih kecil
  4. Tingkat Pertumbuhan. Perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal eksternal.
  5. Profitabilitas. Perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan utang yang relative sedikit.
  6. Pajak. Bunga adalah beban yang dapat menjadi pengurang pajak, dan pengurang pajak adalah hal yang sangat berharga bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi.
  7. Pengendalian. Dampak utang versus saham pada posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal .
  8. Sikap manajemen. Karena tidak ada yang dapat membuktikan bahwa satu struktur modal akan mengarah pada harga saham yang lebih tinggi dari pada struktur modal yang lainnya, manajemen dapt menerapkan pertimbangan mereka sendiri atas struktur modal yang tepat.
  9. Sikap Pemberi pinjaman dan agen pemberi pengikat. Tanpa melihat analisis para manajer atas factor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka sendiri perilaku pemberi pinjaman dan agen pemberi pengikat sering kali mempengaruhi keputusan struktur keuangan.
  10. Kondisi pasar. Kondisi pasar dan obligasi yang mengalami perubahan dlam baik jangka panjang maupun jangka pendek dapat memberikan arti yang penting pada truktur modal sebuh perusahaan yang optimal
  11. Kondisi internal perusahaan. Kondisi internal perusahaan sangat berpengaruh ada struktur modalnya sebagai contoh misalkan sebuah perusahaan baru saja melakukan sebuah penelitian dan pengembangan dengan sukse dan perusahaan tersebut meramalkan keuntungan yang tinggi dalam waktu yang tidak lama lagi

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer