BIAYA MODAL
INTRO
Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal dibuat dengan beberapa asumsi yang berhubungan dengan risiko dan pajak. Biaya modal diperkirakan untuk suatu waktu tertentu. Biaya modal mencerminkan rata-rata biaya permodalan yang akan datang berdasarkan data yang tersedia. Pandangan ini sesuai dengan penggunaan biaya modal untuk membuat keputusan investasi jangka panjang.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan maupun laba yang tidak dibagi.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:
BIAYA MODAL
Biaya modal dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan perusahaan dari suatu proyek untuk memenuhi tingkat pengembalian yang diisyaratkan oleh para investor.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC). Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi.
Biaya yang harus dibayar antara lain adalah pembayaran bagi hasil, pembayaran deviden, dan pembayaran angsuran pokok peminjaman.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL
Karena obligasi yang dijual dengan harga sama dengan nilai nominal, maka biaya modal obligasi (kd) adalah sama YTM (yield to maturity) dari obligasi tersebut, yaitu : kd = 8%. Dengan kata lain, jika perusahaan tidak mampu menghasilkan internal rate of return sebesar 8% dari investasi yang dilakukan, maka perusahaan tidak akan sanggup untuk membayar bunga dan nilai pokok dari obligasi tersebut.
Karena kd adalah biaya modal utang obligasi sebelum pajak, maka biaya modal utang obligasi setelah pajak dapat dihitung sebagai berikut :
Kd* = biaya utang setelah pajak
Kd = biaya utang sebelum pajak
t = tarif pajak pendapatan perusahaan
Biaya Saham Preferen (Cost Of Preferred Stock)
Biaya modal saham preferen merupakan biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar keuntungan yang disyaratkan oleh investor pemegang saham preferen.
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara utang dengan saham, karena merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi deviden yang dibayarkan mirip dengan bunga karena bersifat tetap. Perhitungan biaya modal preferen mudah dilakukan, sama seperti perhitungan biaya utang. Parameter diestimasi relatif jelas. Biaya saham preferen (kps) adalah :
kps = biaya saham preferen
Dps = deviden saham preferen
P = harga saham preferen
Misal perusahaan menjual saham preferen, kas masuk yang diterima adalah Rp. 1000 per lembar. Deviden saham preferen adalah Rp. 250 per lembar. Biaya modal saham preferen dihitung :
Karena deviden ( termasuk untuk saham preferen ) tidak mengurangi pajak, maka net pajak tidak dihitung untuk biaya modal saham preferen. Angka 25% yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya utang (20% dan 12,6% untuk net pajak) mencerminkan hal tersebut, disamping risiko saham preferen yang lebih tinggi dibandingkan dengan resiko utang (dari sisi investor).
Biaya Laba Ditahan / Ekuitas Eksternal (Cost Of Retained Earning)
Laba ditahan sering disebut sebagai sesuatu yang gratis, karena laba ditahan adalah uang yang tersisa setelah dividen dibayar. Tapi, modal ini tetap memiliki biaya. Alasannya biaya saldo laba ditahan berhubungan dengan prinsip biaya kesempatan (opportunity cost principle). Laba setelah pajak adalah milik para pemegang saham. Pemegang saham obligasi menerima kompensasi berupa pembayaran bunga dan pemegang saham preferen berupa dividen preferen. Seluruh laba yang tersisa setelah bunga dan dividen saham preferen adalah milik pemegang saham biasa. Manajemen dapat membayarkan laba dalam bentuk dividen atua menahan laba untuk diinvestasikan kembali ke dalam usaha. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka ada biaya kesempatan yang terlibat.
Ada beberapa pendekatan untuk menghitung biaya laba ditahan, yaitu sebagai berikut:
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM (model penetapan harga aktiva modal) merupakan suatu model yang digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dan memformulasikan return suatu saham adalah sama dengan tingkat bunga bebas resiko ditambah premi resiko. Formulasinya:
Keterangan:
ks : tingkat keuntungan yang diisyaratkan untuk saham
Rf : tingkat keuntungan bebas risiko
B : (beta) risiko sistematis
Rm : tingkat keuntungan pasar
Discounted Cash Flow / DCF
Bagi perusahaan-perusahaan yang diharapkan akan terus beroperasi tanpa batas waktu, arus kas adalah dividen. Sementara jika investor memperkirakan perusahaan akan diakuisisi oleh perusahaan lain atau dilikuidasi, maka arus kas adalah dividen selama beberapa waktu ditambah harga akhir ketika perusahaan diakuisisi atau dilikuidasi. Untuk penyederhaannya berlaku persamaan:
Keterangan:
P_0 : harga saham saat ini
D_t : dividen yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun ke-t
k_s : biaya laba ditahan/ saham biasa/ ekuitas internal
g : pertumbuhan dividen
Jika dividen yang diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan, maka formulasinya:
Jika mencari nilai k_s untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diminta atas ekuitas biasa, bagi investor marginal akan sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan:
Contoh: Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya diharapkan adalah $1,24 dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8%. Berapa besar laba ditahan ?
Jawab:
k_s = ( D₀(1+g))/P+g=(D₁)/P+g
k_s = $1,24/$23 + 8%
= 5,4% + 8,0%
= 13,4%
Angka 13,4% adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan akan diterima oleh manajemen atas laba ditahan untuk memberikan penanaman kembali laba ke dalam usaha dan bukan membayarkannya kepada pemegang saham sebagai dividen.
Pendekatan imbal hasil obligasi ditambah premi resiko
Biasanya perusahaan memperkirakan premi resiko sebesar 3 hingga 5 persen pada tingkat suku bunga utang jangka panjang perusahaan tersebut.
Contoh, jika perusahaan Allied memberikan imbal hasil oblogasi 10% dan biaya premi risiko sebesar 4%, maka biaya ekuitasnya dapat diestimasikan dengan cara sebagai berikut:
Jawab:
k_s = 10% + 4% = 14%
Biaya Penerbitan Saham Baru (Cost Of Issued Common Stock)
Perusahaan biasanya menggunakan bankir investasi (biaya emisi) ketika menerbitkan saham biasa, preferen atau obligasi. Sebagai imblan atas pembayaran tersebut, bankir investasi akan membantu perusahaan menyusun persyaratan-peersyaratan dan menentukan harga emisi dan kemudian menjualnya kepada para investor. Formulasi biasya saham baru:
Keterangan:
k_e : biaya saham biasa baru/ ekuitas eksternal
D_1 : dividen yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun
Dg : pertumbuhan dividen
P : harga saham biasa per lembar
f : biaya penerbitan/ emisi (%)
Contoh: Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya diharapkan adalah $1,24, tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8% dan biaya emisi 10%. Berapa biaya saham biasa baru ?
Jawab:
k_ncs= ( D₀ (1+g))/(P (1-f))+g=(D₁)/(P (1-f))+g
k_ncs = $1,24/($23(1-0,10)) + 8%
= $1,24/$20,70 + 8,0%
= 6,0% + 8,0%
= 14,0%
Pengertian Weighted Average Cost Of Capital (WACC)
Tingkat biaya menggunakan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weighted average” dari berbagai sumber dana tersebut.
Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) adalah laba dari investasi baru dengan risiko rata-rata yang perusahaan harus harapkan untuk mempertahankan harga saham. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual.
Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang menggunakan rumus sebagai berikut:
KESIMPULAN
Biaya modal sering pula disebut sebagai tingkat imbal hasil. Disebut biaya apabila dipandang dari sudut peminjam dana, disebut imbal hasil apabila dipandang dari sudut pemilik dana. Per definisi, biaya modal adalah tingkat imbal hasil minimum yang disyaratkan oleh investor sehingga investor bersedia menanamkan dananya dalam suatu proyek investasi tertentu.
Biaya modal didasari atas asumsi tidak berubahnya risiko bisnis, risiko keuangan dan rasio dividen terhadap laba bersih. Adapun faktor biaya modal adalah kondisi makroekonomi, kondisi pasar finansial, risiko bisnis serta risiko keuangan, dan besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi.
Perhitungan biaya modal perlu dilakukan dengan dua langkah. Pertama, menghitung biaya komponen: biaya utang, biaya saham preferen, biaya laba ditahan (ekuitas internal), dan biaya saham biasa baru (ekuitas eksternal). Kedua, biaya modal rata-rata tertimbang, yakni mengalikan dan menjumlahkan setiap biaya komponen dengan proporsinya masing-masing.
Biaya modal marginal adalah tembahan biaya modal rata-rata tertimbang akibat bertambahnya satu rupiah dana jangka panjang (baik yang berasal dari utang saham preferen, maupun saham biasa). Sementara itu, titik patah adalah titik mulai terjadinya perubahan pada biaya modal rata-rata tertimbang.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan maupun laba yang tidak dibagi.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:
- Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan
- Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal
- Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja, dan lain-lain.
BIAYA MODAL
Biaya modal dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan perusahaan dari suatu proyek untuk memenuhi tingkat pengembalian yang diisyaratkan oleh para investor.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC). Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi.
Biaya yang harus dibayar antara lain adalah pembayaran bagi hasil, pembayaran deviden, dan pembayaran angsuran pokok peminjaman.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL
- Kondisi perekonomian
- Ketika permintaan akan uang dalam ekonomi berubah secara relatif terhadap penawaran.
- Kondisi pasar
- Ketika resiko meningkat maka investor akan mensyaratkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
- Keputusan operasi dan keuangan
- Ketika resiko usaha dan resiko keuangan meningkat, tingkat pengembalian yang disyaratkan investor akan meningkat pula.
- Jumlah pembiayaan
- Permintaan untuk jumlah modal yang besar dan meningkatkan pula biaya modal perusahaan.
MENGHITUNG BIAYA MODAL
Biaya Hutang
Biaya modal utang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pemberi pinjaman atas investasi perusahaan yang dibelanjai dengan utang. Biaya modal utang harus ditanggung perusahaan karena perusahaan menggunakan utang untuk mendanai investasinya. Perhitungan biaya utang lebih mudah dibandingkan dengan biaya modal saham biasa, karena biaya modalnya bersifat eksplisit. Biaya modal utang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P0 = Harga pasar atau harga jual surat utang yang diterbitkan perusahaan
n = jangka waktu jatuh tempo utang
It = besarnya bunga yang dibayarkan pada periode t
P = nilai pelunasan pokok utang pada periode
kd = biaya modal utang sebelum pajak
Contoh kasus
Suatu perusahaan ingin membelanjai investasinya sebesar Rp. 1.000.000,- dengan mengeluarkan obligasi sebanyak 1000 lembar dengan nilai nominal Rp. 1000 per lembar. Obligasi dijual dengan harga sama dengan nilai nominal. Tingkat bunga obligasi sebesar 8% per tahun dan bunga dibayarkan setiap tahun. Obligasi jatuh tempo dalam waktu 10 tahun.
Berdasarkan contoh tersebut, perusahaan harus membayar bunga setiap tahun sebesar Rp. 80.000,- dan pada akhir tahun ke-10 perusahaan melunasi pokok pinjaman sebesar sebesar Rp. 1.000.000,- dengan demikian besarnya biaya modal obligasi (kd) dapat dihitung sebagai berikut:
Rp.1.000.000 = (Rp.80.000)/〖(1+kd)〗^( 1) +(Rp.80.000)/〖(1+kd)〗^( 2) +⋯ +(Rp.1.080.000)/〖(1+kd)〗^( 10)
Karena obligasi yang dijual dengan harga sama dengan nilai nominal, maka biaya modal obligasi (kd) adalah sama YTM (yield to maturity) dari obligasi tersebut, yaitu : kd = 8%. Dengan kata lain, jika perusahaan tidak mampu menghasilkan internal rate of return sebesar 8% dari investasi yang dilakukan, maka perusahaan tidak akan sanggup untuk membayar bunga dan nilai pokok dari obligasi tersebut.
Karena kd adalah biaya modal utang obligasi sebelum pajak, maka biaya modal utang obligasi setelah pajak dapat dihitung sebagai berikut :
kd* = kd (1-t)
Keterangan :Kd* = biaya utang setelah pajak
Kd = biaya utang sebelum pajak
t = tarif pajak pendapatan perusahaan
Biaya Saham Preferen (Cost Of Preferred Stock)
Biaya modal saham preferen merupakan biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar keuntungan yang disyaratkan oleh investor pemegang saham preferen.
Saham preferen mempunyai karakteristik gabungan antara utang dengan saham, karena merupakan bentuk kepemilikan (saham), tetapi deviden yang dibayarkan mirip dengan bunga karena bersifat tetap. Perhitungan biaya modal preferen mudah dilakukan, sama seperti perhitungan biaya utang. Parameter diestimasi relatif jelas. Biaya saham preferen (kps) adalah :
kps = Dps / P
Dimana:kps = biaya saham preferen
Dps = deviden saham preferen
P = harga saham preferen
Misal perusahaan menjual saham preferen, kas masuk yang diterima adalah Rp. 1000 per lembar. Deviden saham preferen adalah Rp. 250 per lembar. Biaya modal saham preferen dihitung :
Karena deviden ( termasuk untuk saham preferen ) tidak mengurangi pajak, maka net pajak tidak dihitung untuk biaya modal saham preferen. Angka 25% yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya utang (20% dan 12,6% untuk net pajak) mencerminkan hal tersebut, disamping risiko saham preferen yang lebih tinggi dibandingkan dengan resiko utang (dari sisi investor).
Biaya Laba Ditahan / Ekuitas Eksternal (Cost Of Retained Earning)
Laba ditahan sering disebut sebagai sesuatu yang gratis, karena laba ditahan adalah uang yang tersisa setelah dividen dibayar. Tapi, modal ini tetap memiliki biaya. Alasannya biaya saldo laba ditahan berhubungan dengan prinsip biaya kesempatan (opportunity cost principle). Laba setelah pajak adalah milik para pemegang saham. Pemegang saham obligasi menerima kompensasi berupa pembayaran bunga dan pemegang saham preferen berupa dividen preferen. Seluruh laba yang tersisa setelah bunga dan dividen saham preferen adalah milik pemegang saham biasa. Manajemen dapat membayarkan laba dalam bentuk dividen atua menahan laba untuk diinvestasikan kembali ke dalam usaha. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka ada biaya kesempatan yang terlibat.
Ada beberapa pendekatan untuk menghitung biaya laba ditahan, yaitu sebagai berikut:
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM (model penetapan harga aktiva modal) merupakan suatu model yang digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dan memformulasikan return suatu saham adalah sama dengan tingkat bunga bebas resiko ditambah premi resiko. Formulasinya:
ks = Rf + B (Rm - Rf)
Keterangan:
ks : tingkat keuntungan yang diisyaratkan untuk saham
Rf : tingkat keuntungan bebas risiko
B : (beta) risiko sistematis
Rm : tingkat keuntungan pasar
Discounted Cash Flow / DCF
Bagi perusahaan-perusahaan yang diharapkan akan terus beroperasi tanpa batas waktu, arus kas adalah dividen. Sementara jika investor memperkirakan perusahaan akan diakuisisi oleh perusahaan lain atau dilikuidasi, maka arus kas adalah dividen selama beberapa waktu ditambah harga akhir ketika perusahaan diakuisisi atau dilikuidasi. Untuk penyederhaannya berlaku persamaan:
Keterangan:
P_0 : harga saham saat ini
D_t : dividen yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun ke-t
k_s : biaya laba ditahan/ saham biasa/ ekuitas internal
g : pertumbuhan dividen
Jika dividen yang diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan, maka formulasinya:
Jika mencari nilai k_s untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang diminta atas ekuitas biasa, bagi investor marginal akan sama dengan tingkat pengembalian yang diharapkan:
Contoh: Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya diharapkan adalah $1,24 dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8%. Berapa besar laba ditahan ?
Jawab:
k_s = ( D₀(1+g))/P+g=(D₁)/P+g
k_s = $1,24/$23 + 8%
= 5,4% + 8,0%
= 13,4%
Angka 13,4% adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan akan diterima oleh manajemen atas laba ditahan untuk memberikan penanaman kembali laba ke dalam usaha dan bukan membayarkannya kepada pemegang saham sebagai dividen.
Pendekatan imbal hasil obligasi ditambah premi resiko
Biasanya perusahaan memperkirakan premi resiko sebesar 3 hingga 5 persen pada tingkat suku bunga utang jangka panjang perusahaan tersebut.
Contoh, jika perusahaan Allied memberikan imbal hasil oblogasi 10% dan biaya premi risiko sebesar 4%, maka biaya ekuitasnya dapat diestimasikan dengan cara sebagai berikut:
Jawab:
k_s = 10% + 4% = 14%
Biaya Penerbitan Saham Baru (Cost Of Issued Common Stock)
Perusahaan biasanya menggunakan bankir investasi (biaya emisi) ketika menerbitkan saham biasa, preferen atau obligasi. Sebagai imblan atas pembayaran tersebut, bankir investasi akan membantu perusahaan menyusun persyaratan-peersyaratan dan menentukan harga emisi dan kemudian menjualnya kepada para investor. Formulasi biasya saham baru:
Keterangan:
k_e : biaya saham biasa baru/ ekuitas eksternal
D_1 : dividen yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun
Dg : pertumbuhan dividen
P : harga saham biasa per lembar
f : biaya penerbitan/ emisi (%)
Contoh: Harga saham Allied dijual dengan harga sebesar $23, dividen berikutnya diharapkan adalah $1,24, tingkat pertumbuhan yang diharapkan adalah 8% dan biaya emisi 10%. Berapa biaya saham biasa baru ?
Jawab:
k_ncs= ( D₀ (1+g))/(P (1-f))+g=(D₁)/(P (1-f))+g
k_ncs = $1,24/($23(1-0,10)) + 8%
= $1,24/$20,70 + 8,0%
= 6,0% + 8,0%
= 14,0%
Pengertian Weighted Average Cost Of Capital (WACC)
Tingkat biaya menggunakan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari masing-masing sumber dana itu berbeda-beda maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weighted average” dari berbagai sumber dana tersebut.
Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) adalah laba dari investasi baru dengan risiko rata-rata yang perusahaan harus harapkan untuk mempertahankan harga saham. Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari biaya modal individual.
Untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang menggunakan rumus sebagai berikut:
KESIMPULAN
Biaya modal sering pula disebut sebagai tingkat imbal hasil. Disebut biaya apabila dipandang dari sudut peminjam dana, disebut imbal hasil apabila dipandang dari sudut pemilik dana. Per definisi, biaya modal adalah tingkat imbal hasil minimum yang disyaratkan oleh investor sehingga investor bersedia menanamkan dananya dalam suatu proyek investasi tertentu.
Biaya modal didasari atas asumsi tidak berubahnya risiko bisnis, risiko keuangan dan rasio dividen terhadap laba bersih. Adapun faktor biaya modal adalah kondisi makroekonomi, kondisi pasar finansial, risiko bisnis serta risiko keuangan, dan besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi.
Perhitungan biaya modal perlu dilakukan dengan dua langkah. Pertama, menghitung biaya komponen: biaya utang, biaya saham preferen, biaya laba ditahan (ekuitas internal), dan biaya saham biasa baru (ekuitas eksternal). Kedua, biaya modal rata-rata tertimbang, yakni mengalikan dan menjumlahkan setiap biaya komponen dengan proporsinya masing-masing.
Biaya modal marginal adalah tembahan biaya modal rata-rata tertimbang akibat bertambahnya satu rupiah dana jangka panjang (baik yang berasal dari utang saham preferen, maupun saham biasa). Sementara itu, titik patah adalah titik mulai terjadinya perubahan pada biaya modal rata-rata tertimbang.
Komentar
Posting Komentar